MODUL 2
MODUL 2
Oscilloscope adalah alat elektronik yang
digunakan untuk menampilkan dan menganalisis bentuk gelombang sinyal listrik
dalam domain waktu. Perangkat ini bekerja dengan cara mengubah sinyal listrik
menjadi representasi visual pada layar, yang biasanya berbentuk tabung sinar
katoda (CRT) atau layar digital. Oscilloscope memungkinkan pengguna untuk
mengamati karakteristik sinyal seperti amplitudo, frekuensi, periode, serta
bentuk gelombang yang sangat penting dalam analisis dan troubleshooting
rangkaian elektronik.
Menurut
Robert L. Boylested dalam bukunya "Introductory Circuit Analysis"
(2016), oscilloscope adalah alat pengukuran yang sangat penting dalam bidang
teknik elektro dan elektronika karena kemampuannya dalam menampilkan variasi
tegangan terhadap waktu secara rieal-time. Alat ini memiliki sumbu horizontal
(X) yang biasanya merepresentasikan waktu dan sumbu vertikal (Y) yang
merepresentasikan tegangan. Dalam kombinasi ini, oscilloscope dapat digunakan
untuk menganalisis fenomena listrik yang berubah seiring waktu, seperti sinyal
AC, pulsa digital, atau noise dalam sistem elektronik.
Selain
itu, oscilloscope dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, seperti oscilloscope
analog dan digital. Oscilloscope analog menggunakan tabung sinar katoda (CRT)
untuk menampilkan sinyal dalam bentuk grafis, sedangkan oscilloscope digital
menggunakan konversi analog-ke-digital (ADC) untuk merekam dan memproses data
secara digital, memungkinkan penyimpanan serta analisis yang lebih mendalam.
Dalam
dunia teknik dan industri, oscilloscope digunakan dalam berbagai aplikasi,
termasuk pengujian rangkaian elektronik, analisis sinyal komunikasi, serta
pemantauan sistem listrik daya tinggi. Dengan kemampuannya dalam menangkap dan
menampilkan sinyal dengan resolusi tinggi, oscilloscope menjadi alat yang tidak
tergantikan bagi insinyur listrik dan teknisi untuk memahami kinerja serta
mendeteksi kesalahan dalam sistem elektronik.
Pengukuran
daya listrik
adalah proses untuk menentukan besarnya daya yang digunakan atau dihasilkan
oleh suatu sistem listrik. Daya listrik, yang diukur dalam satuan watt (W),
merupakan hasil kali antara tegangan (V) dan arus listrik (I) dalam sebuah
rangkaian. Secara matematis, daya listrik (P) dapat dinyatakan dengan rumus:
P
= V × I
Dalam
konteks arus bolak-balik (AC), terutama pada beban yang bersifat induktif atau
kapasitif, perhitungan daya menjadi lebih kompleks karena adanya perbedaan fase
antara tegangan dan arus. Oleh karena itu, konsep faktor daya (cos φ)
diperkenalkan, sehingga rumus daya aktif menjadi:
P
= V × I × cos φ
Selain
daya aktif, terdapat juga istilah daya reaktif dan daya semu yang relevan dalam
analisis daya listrik AC.
Untuk
mengukur daya listrik, alat ukur yang umum digunakan adalah wattmeter.
Wattmeter dapat mengukur daya dengan menggabungkan pengukuran tegangan dan arus
secara simultan. Dalam pengukuran daya tiga fasa, metode dua wattmeter sering
digunakan untuk mengukur daya pada sistem yang tidak seimbang.
- Dapat menggunakan dan mengetahui kegunaan dari oscilloscope
- Dapat mengetahui bentuk gelombang Lissajous
- Dapat mengukur daya pada rangkaian beban daya lampu seri
- Dapat mengukur daya pada rangkaian beban daya lampu paralel
- Alat
1. Oscilloscope Duel Trace
2. Function Generator
3. Probe Khusus
4. Wattmeter Analog
5. Sumber DC

6. Multimeter

7. Jumper

8. Module

Pengukuran daya beban lampu seri






![]() |
Pengukuran daya beban lampu seri |
Oscilloscope
digunakan untuk mengamati bentuk gelombang dari sinyal listrik. Selain dapat
menunjuk kan amplitudo sinyal, osiloskop dapat juga menunjukkan distorsi dan
waktu antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik).
Prinsip
pengukuran frekuensi dengan metode Lissajous yaitu jika
tegangan sinus diberikan pada input X dan sinyal dengan gelombang sinus yang
lain dimasukkan pada input Y, maka pada layar akan terbentuk seperti gambar
2.1.
Pada kedua kanal dapat diberikan sinyal tegangan yang bukan berupa sinus. Gambar yang ditampilkan pada layar, tergantung pada bentuk sinyal yang diberikan.
Sinyal
yang akan diukur dihubungkan pada input Y, sedangkan function generator dengan
frekuensi yang akan diketahui dihubungkan pada input X.
Sinyal
yang akan diukur dihubungkan pada input Y, sedangkan function generator dengan
frekuensi yang akan diketahui dihubungkan pada input X.
Frekuensi
generator kemudian diubah, sehingga pada layar ditampilkan lintasan tertutup
yang jelas, frekuensi sinyal dapat ditentukan dari bentuk lintasan ini :
Frekuensi
generator kemudian diubah, sehingga pada layar ditampilkan lintasan tertutup
yang jelas, frekuensi sinyal dapat ditentukan dari bentuk lintasan ini :
Cara ini
hanya mudah dilakukan untuk perbandingan frekuensi yang mudah dan bulat (1:2,
1:3, 3:4 dst).
Cara ini
hanya mudah dilakukan untuk perbandingan frekuensi yang mudah dan bulat (1:2,
1:3, 3:4 dst).
C. Resistor
Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :Tabel Kode Warna Resistor
Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :Cara menghitung nilai resistor 4 gelang:Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebutContoh :Gelang ke 1 : Coklat = 1Gelang ke 2 : Hitam = 0Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :Cara Menghitung Nilai Resistor 5 Gelang Warna:Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebutContoh :Gelang ke 1 : Coklat = 1Gelang ke 2 : Hitam = 0Gelang ke 3 : Hijau = 5Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan toleransi 10%.Contoh-contoh perhitungan lainnya :Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan 5% toleransiKuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10% toleransiCara menghitung Toleransi :2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =2200 – 5% = 2.0902200 + 5% = 2.310ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm
Lampu
adalah perangkat yang mengubah energi listrik menjadi cahaya untuk penerangan.
Prinsip dasar lampu melibatkan konversi energi listrik menjadi energi cahaya
melalui proses tertentu, tergantung pada jenis lampu yang digunakan.
Salah satu
jenis lampu yang umum digunakan adalah lampu pijar. Lampu pijar bekerja dengan
mengalirkan arus listrik melalui filamen tipis yang biasanya terbuat dari
tungsten. Ketika filamen ini dipanaskan hingga suhu tinggi, ia memancarkan
cahaya tampak. Namun, lampu pijar kurang efisien karena sebagian besar energi
yang digunakan diubah menjadi panas daripada cahaya.
Jenis
lampu lain yang lebih efisien adalah lampu Light Emitting Diode (LED). Lampu
LED memanfaatkan semikonduktor untuk mengubah energi listrik langsung menjadi
cahaya dengan efisiensi tinggi dan umur pakai yang lebih lama dibandingkan
lampu pijar. Selain itu, lampu LED lebih hemat energi dan menghasilkan panas
yang lebih sedikit.
Dalam
konteks efisiensi energi dan pengendalian lampu, teknologi Internet of Things
(IoT) telah diterapkan untuk mengembangkan sistem kontrol lampu LED berbasis
Arduino. Penelitian ini mengembangkan sistem pengendalian (on-off) 5 buah lampu
LED berbasis Arduino. Website akan melakukan kendali lampu LED yang akan
mengirimkan sebuah data ke server kemudian server akan melanjutkan data
tersebut ke Arduino untuk melakukan pembacaan.
Dengan
demikian, pemahaman tentang dasar teori lampu mencakup prinsip konversi energi
listrik menjadi cahaya, jenis-jenis lampu seperti pijar dan LED, serta
penerapan teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi dan kontrol penggunaan
lampu.
Komentar
Posting Komentar