LAPORAN AKHIR MODUL 2




1. Jurnal [Kembali]

JURNAL PRAKTIKUM

 OSCILLOSCOPE DAN PENGUKURAN DAYA


Nama                            : Dicky Pratama

No BP                            : 2410952057

Tanggal Praktikum    : 18 Maret 2025

Asisten                          :  1. Fahmi Sunardi

                                               2. Luthfiani Afifah



  1. Mengukur dan Mengamati Tegangan Searah dan Tegangan Bolak-Balik

Tegangan DC

Amplitudo Vpp

Perioda

Frekuensi

 1,60 V

   

0

Tegangan AC

Amplitudo Vpp

Perioda

Frekuensi

43,2 V

 1 ms

1 kHz



  1. Membandingkan Frekuensi


Jenis

Gelombang

Frekuensi Oscilloscope

Frekuensi Function Generator

Sinusoidal

                 1000 Hz

             1000 Hz

Gergaji

                   1000 Hz

             1000 Hz

Pulse

                   1000 Hz

             1000 Hz


3. Membandingkan Frekuensi dengan Cara Lissajous

 

Perbandingan   Frekuensi

Frekuensi Generator A

(fy)

Frekuensi Generator B

(fx)

    Lissajous    

1:1

1000Hz

1000Hz

1:2

1000Hz

2000Hz

 

2:1

2000Hz

1000Hz

1:3

1000Hz

3000Hz

3:1

3000Hz

1000Hz

 

2:3

2000Hz

3000Hz

 

3:2

3000Hz

2000Hz

 


4. Pengukuran Daya Beban Lampu Seri

Beban

Daya Terukur

V total

I total

Daya Terhitung

1 Lampu

    0,75 watt        2,5 V

    0,34 A

    0,85 watt

2 Lampu

    1,5 watt

        5 V

    0,34 A

    1,7 watt

3 Lampu

    2,25 watt

        7,5 V

    0,34 A

    2,55 watt


5. Pengukuran Daya Beban Lampu Parallel

Beban

Daya Terukur

V total

I total

Daya Terhitung

1 Lampu

    0,75 watt

        2,8 V

    0,2588 A    0,7246 watt

2 Lampu

    1,5 watt

        2,8 V

    0,2498 A    0,6994 watt

3 Lampu

    2,25 watt

        2,8 V

    0,2565 A    0,7182 watt

 

2. Prinsip Kerja [Kembali]

A. Osilloscope

1. Mengukur dan mengamati tegangan searah dan tegangan bolak balik

           Prinsip kerja:

       Pada rangkaian ini, sumber dc sebesar 4v dihubungkan dengan kanal b pada osiloskop untuk mengamati dan mengukur tegangan dari arus searah. Dan untuk grafik sinusoidal dari signal generator diatur frekuensi sebesar 1kHz dan tegangan 4Vp-p, lalu dihubungkan dengan kanal a pada osiloskop, sehingga jika rangkaian dijalankan, maka grafik dari osiloskop dapat diamati.


2. Mengukur dan mengamati frekuensi

          Prinsip kerja:

        Function generator mengalirkan tegangan sebesar 4 V yang akan terbaca di oscilloscope. Salah satu cabang generator di ground kan. Saklar oscilloscope diubah ke mode DC. Kemudian, atur frekuensi pada generator sebesar 1 KHz. Gelombang sinusoid dengan tegangan sebesar 4 Vp-p pun akan terbentuk.

 

3.   Membandingkan Frekuensi dengan Cara Lissajous

     
          Prinsip kerja:

        Rangkaian ini menggunakan dua buah function generator yag masing-masing dihubngkan pada kanal A dan kanal B dari osiloskop.  Sinyal yang tidak diketahui dihubungkan pada input A dan sinyal yang dapat dibaca dihubungkan pada kanal  B. Atur frekuensi pada kanal A sampai terbentuk seperti salah satu gambar 2.1 pada modul.

 

B. Pengukuran Daya


   
       Prinsip kerja:

       Prinsip kerja dari kedua rangkaian ini adalah dengan membuat rangkaian seperti yang terdapat pada modul. Diantaranya yaitu rangkaian lampu seri dan rangkaian lampu paralel. Kemudian masing-masingnya diberikan beban sebesar 2,5 V. Aliran listrik dalam rangkaian seri adalah sama pada setiap titik dalam rangkaian, kedua rangkaian disambungkan menggunakan baterai dan rangkaian paralel memiliki dua titik yang terhubung langsung ke sumber listrik setelah itu arus kedua rangkaian tersebut akan terbaca di amperemeter dan tegangannya di voltmeter.

 

3. Video Percobaan [Kembali]

a. Kalibrasi Oscilloscope



b. Mengukur dan Mengamati Tegangan Searah dan Tegangan Bolak-Balik





c. Mengukur dan Mengamati Frekuensi


d. Membandingkan Frekuensi dengan Cara Lissajous


e. Mengukur Daya Satu Fasa


4. Analisa[Kembali]

1. Mengapa perlu dilakukan kalibrasi sebelum oscilloscope digunakan?

     Jawab:

  Tujuan dilakukannya kalibrasi sebelum oscilloscipe digunakan:

a.      Menjamin keakuratan pengukuran memastikan oscilloscope memberikan hasil pengukuran akurat sesuai dengan standar nasional atau internasional. Tanpa kalibrasi dapat menyebabkan interpretasi data yang salah.

b.     Mengetahui besarnya nilai penyimpangan ukur, melalui ini dapat mengetahui seberapa besar penyimpangan atau deviasi dari nilai yang seharusnya, sehingga dapat dilakukan penyesuaian atau perbaikan jika diperlukan.

c.      Menjaga kondisi oscilloscope tetap sesuai dengan spesifikasinya, menjaga oscilloscope berfungsi sesuai dengan spesifikasi pabrikan nya, sehingga alat tetap andal dan memberikan hasil yang tepat.

d.     Menghindari resiko kecelakaan kerja disebabkan karena interpretasi yang salah


2. Jelaskan perbedaan tegangan AC dan DC pada oscilloscope berdasarkan amplitude,  frekuensi, dan perioda!

    Jawab:

- Amplitudo

a.    Tegangan AC, amplitudo tegangan AC berubah secara periodik terhadap waktu, biasanya berbentuk gelombang sinus, segitiga, atau kotak. Nilai puncak ke puncaknya (peak to peak) dapat diamati dengan jelas pada l ayar oscilloscope.

b.     Tegangan DC, amplitudo tegangan DC tetap konstan dan muncul sebagai garis lurus horizontal pada oscilloscope tanpa fluktuasi naik turun seperti tegangan AC.

 

- Frekuensi

a.      Tegangan AC, memiliki frekuensi tertentu yang menunjukkan berapa kali gelombang berulang dalam satu detik. Frekuensi ini dinyatakan dalam Hertz (Hz).

b.     Tegangan DC, tidak memiliki frekuensi karena tegangan ini tidak berubah terhadap waktu, sehingga nilai frekuensinya adalah 0 Hz.

 

- Periode

a.      Tegangan AC, memiliki periode yang menunjukkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus gelombang. Periode ini berbanding terbalik dengan frekuensi (T = 1/f).

b.     Tegangan DC, tidak memiliki periode karena bentuk gelombangnya tidak berulang seperti tegangan AC, melainkan berupa garis mendatar yang konstan.


3.  Jelaskan macam-macam bentuk gelombang berdasarkan generator fungsi dan frekuensi! 

     Jawab:

- Berdasarkan generator fungsi:

a.    Gelombang sinus, merupakan gelombang yang bentuknya seperti kurva sinusoidal dan amplitudo yang konstan. Dengan berasilasi (bergerak ke atas dan ke bawah).


b.   Gelombang Pulsa, memiliki bentuk kotak dengan dua level tegangan konstan. Mengantarkan sinyal kota yang berfrekuensi 1000 Hz dan generator fungsi 1000 Hz.


c.    Gelombang segitiga, memiliki nilai tegangan yang meningkat dan menurun secara linear antara dua level yang berbeda. Gelombang dapat dibentuk dari gelombang sinus dengan integralar.


d.    Gelombang gigi gergaji, memiliki bentuk seperti gigi gergaji atau segitiga. Dengan memiliki transisi naik yang curam dan turun yang lambat, frekuensi 1000 Hz.

Berdasarkan frekuensi :

  • Gelombang Rendah (Low Frequency - LF, < 300 kHz), Contoh: gelombang radio AM, komunikasi jarak jauh.
  • Gelombang Menengah (Medium Frequency - MF, 300 kHz – 3 MHz), Contoh: siaran radio AM, navigasi maritim.
  • Gelombang Tinggi (High Frequency - HF, 3 MHz – 30 MHz), Contoh: komunikasi radio amatir, radar.
  • Gelombang Super Tinggi (Ultra High Frequency - UHF, 300 MHz – 3 GHz), Contoh: komunikasi satelit, TV digital.
  • Gelombang Ekstrem Tinggi (Extremely High Frequency - EHF, > 30 GHz), Contoh: radar canggih, teknologi 5G.

 

4.  Bandingkan nilai daya yang terukur dan nilai daya yang terhitung pada pengukuran daya beban lampu seri!

     Jawab:

Pada pengukuran daya beban lampu seri jika dilihat atau digunakan pada ketiga arus terlihat dari hasil uji praktikum untuk nilainya sama yaitu sebesar 0,34 ampere pada lampu satu, dua, maupun tiga. Sedangkan untuk nilai dari tegangan semakin banyak beban maka nilai tegangan semakin besar. Pada percobaan daya beban di lampu seri, didapatkan nilai daya terukur yaitu:

1 lampu = 0,75 Watt, 2 lampu = 1,5 Watt, dan 3 lampu = 2,25 Watt.

Dan didapat daya yang terhitung yaitu:

1 lampu = 0,85 Watt, 2 lampu = 1,7 Watt, dan 3 lampu = 2,55 Watt.

Nilai daya terukur dan yang terhitung tidak sama karena faktor ketidakpastian alat ukur, resistensi kabel atau adanya kabel yang longgar saat merangkai rangkaian, human error dan dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya.

               

5.  Bandingkan nilai daya yang terukur dan nilai daya yang terhitung pada pengukuran daya beban lampu paralel!

      Jawab:

Pada pengukuran daya beban lampu paralel jika dilihat dari hasil uji praktikum untuk nilai tegangan pada lampu satu, dua, dan tiga, itu berjumlah sama sebesar 2,8 volt. Namun dikarenakan pada saat praktikum terjadi pemadaman listrik, sehingga data lain diperoleh dari sistem praktikum. Didapatkan untuk nilai arus berbeda-beda pada tiap objek uji coba namun cenderung berdekatan. Lalu didapat pula daya terukur yaitu:

1 lampu = 0,75 Watt, 2 lampu = 1,5 Watt, dan 3 lampu = 2,25 Watt.

Dan didapat juga daya terhitung yaitu:

1 lampu = 0,7245 Watt, 2 lampu = 0,6994 Watt, dan 3 lampu = 0,7182 Watt.

Terlihat nilai yang terukur dan daya terhitung tidak sama bahkan hampir tidak mendekati kecuali di lampu satu. Hal ini karena faktor ketidakpastian alat ukur, resistansi kabel atau adanya kabel yang longgar serta tak luput dari human eror, dan juga dipengaruhi faktor lainnya.

 

5. Video Penjelasan [Kembali]



Penjelasan Jurnal dan Analisa

6. Download File [Kembali]

  • Download Video Mengukur dan Mengamati Tegangan Searah dan Tegangan Bolak-Balik [KLIK DISINI]  

  • Download Video Membandingkan Frekunsi Dengan Cara Lissajous [KLIK DISINI]



Komentar

Postingan populer dari blog ini