TUGAS BESAR : GARASI OTOMATIS
1. Pendahuluan [kembali]
Kemajuan teknologi telah membawa berbagai perubahan dalam cara manusia menjalani aktivitas sehari-hari. Sistem otomatisasi menjadi salah satu hasil perkembangan tersebut yang mampu meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan keamanan dalam berbagai aspek kehidupan. Penerapan teknologi ini tidak hanya terbatas pada sektor industri, tetapi juga merambah ke lingkungan rumah tangga dan fasilitas umum. Salah satu bentuk penerapan yang semakin banyak digunakan adalah sistem garasi otomatis, yang dirancang untuk memudahkan akses kendaraan keluar dan masuk tanpa perlu pengoperasian manual.
Garasi
otomatis bekerja dengan mengandalkan sensor untuk mendeteksi keberadaan
kendaraan, kemudian memberikan sinyal kepada sistem kendali untuk membuka atau
menutup pintu secara otomatis. Dengan memadukan komponen elektronika seperti
sensor, motor penggerak, dan rangkaian kontrol, sistem ini mampu memberikan
solusi praktis dalam penggunaan garasi sehari-hari. Selain meningkatkan
kenyamanan pengguna, teknologi ini juga mampu meningkatkan aspek keamanan
dengan memastikan pintu garasi tertutup secara otomatis setelah digunakan.
2. Tujuan [kembali]
Mempelajari rangkaian aplikasi Garasi
Otomatis
Mempelajari simulasi rangkaian aplikasi
Garasi Otomatis
Mempelajari prinsip kerja rangkaian aplikasi
Garasi Otomatis
Mampu mengaplikasikan Garasi Otomatis dalam
kehidupan sehari-hari
3. Alat dan Bahan [kembali]
A. Alat
Instrumen
1. DC Voltmeter
DC Voltmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tengangan pada suatu komponen. Cara pemakaiannya adalah dengan memparalelkan kaki2 Voltmeter dengan komponen yang akan diuji tegangannya.
- Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output voltage: dc 1~35v
- Max. Input current: dc 14a
- Charging current: 0.1~10a
- Discharging current: 0.1~1.0a
- Balance current: 1.5a/cell max
- Max. Discharging power: 15w
- Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
- Ukuran: 126x115x49mm
- Berat: 460gr
B. Bahan
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
2. Operasional Amplifier (Op-Amp) LM741
Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada operasional amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya operasional amplifier (Op-Amp) merupakan suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output. Op-amp ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam-mcam atau dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan seringkali disebut sebagai rangkaian terpadu linier dasar. Penguat operasional (Op-Amp) merupakan komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam bentuk IC dan memiliki simbol sebagai berikut :
5. Transistor
- Bi-Polar Transistor
- DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
- Continuous Collector current (IC) is 100mA
- Emitter Base Voltage (VBE) is > 0.7 V
- Base Current(IB) is 5mA maximum
Komponen Input
1. Logic State
Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan pengolahan input-input yang berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan menggunakan Teori Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah sinyal output yang dapat digunakan untuk proses berikutnya.
- Jenis reed: Normally Open
- Tegangan kerja: 3.3-5v
- Output: digital (0 dan 1)
- Ukuran kecil: 3.2x1.4cm
- Comparator: wide voltage LM393
- Lobang baut: tersedia
- Testpin
- VCC
- GND
- Working voltage: DC 3.3-5V
- Dimensions: 45 x 17 x 9 mm
- Signal output indication
- Single channel signal output
- With the retaining bolt hole, convenient installation
- Outputs low level and the signal light when there is sound
-
Working voltage: DC 1.8–5V
-
Dimensions: 15 x 14 x 3 mm (contoh modul MAX30100)
-
Signal output indication
-
Single channel signal output (denyut & oksigen tergantung modul)
-
Dengan lubang baut pengunci, pemasangan mudah
-
Output berupa sinyal denyut periodik sesuai detak jantung

-
Working voltage: DC 3.3–5V
-
Dimensions: 32 x 14 x 12 mm
-
Signal output indication
-
Single channel signal output
-
Dengan lubang baut pengunci, pemasangan mudah
-
Output level rendah (LOW) & indikator menyala saat mendeteksi getaran
-
Working voltage: DC 2.4–5.5V
-
Dimensions: 5 x 4 x 1.1 mm (chip)
-
Signal output indication
-
Single channel analog signal output
-
Dengan sensitivitas tinggi terhadap cahaya tampak
-
Output berupa tegangan analog yang berubah mengikuti intensitas cahaya
- Infra merah : 1,6 V.
- Merah : 1,8 V – 2,1 V.
- Oranye : 2,2 V.
- Kuning : 2,4 V.
- Hijau : 2,6 V.
- Biru : 3,0 V – 3,5 V.
- Putih : 3,0 – 3,6 V.
- Ultraviolet : 3,5 V.
- Daya: 2.2KW/3HP/3PK
- Voltage : 220/380V/3phase
- Speed : 1435RPM/4Poles 50Hz
- Frame Size : 100L
- As/Shaft : 28mm
- Mounted : B5 (Flange Mounted)
4. Dasar Teori [kembali]
A. Resistor
B. Dioda
Dioda adalah komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Sebuah Dioda dibuat dengan menggabungkan dua bahan semi-konduktor tipe-P dan semi-konduktor tipe-N. Ketika dua bahan ini digabungkan, terbentuk lapisan kecil lain di antaranya yang disebut depletion layer. Ini karena lapisan tipe-P memiliki hole berlebih dan lapisan tipe-N memiliki elektron berlebih dan keduanya mencoba berdifusi satu sama lain membentuk penghambat resistansi tinggi antara kedua bahan seperti pada gambar di bawah ini. Lapisan penyumbatan ini disebut depletion layer.
Ketika tegangan positif diterapkan ke Anoda dan tegangan negatif diterapkan ke Katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias maju. Selama keadaan ini tegangan positif akan memompa lebih banyak hole ke daerah tipe-P dan tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke daerah tipe-N yang menyebabkan depletion layer hilang sehingga arus mengalir dari Anoda ke Katoda. Tegangan minimum yang diperlukan untuk membuat dioda bias maju disebut forward breakdown voltage.
Jika tegangan negatif diterapkan ke anoda dan tegangan positif diterapkan ke katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias terbalik. Selama keadaan ini tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke material tipe-P dan material tipe-N akan mendapatkan lebih banyak hole dari tegangan positif yang membuat depletion layer lebih besar dan dengan demikian tidak memungkinkan arus mengalir melaluinya. Kondisi ini hanya terjadi pada dioda yang ideal, kenyataannya arus yang kecil tetap dapat mengalir pada bias terbalik dioda.
Spesifikasi :
Dioda dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
- Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
- Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
- Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan.
- Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya.
- Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali.
C. Transistor NPN
Fungsi-fungsi Transistor diantaranya adalah :
- sebagai Penyearah,
- sebagai Penguat tegangan dan daya,
- sebagai Stabilisasi tegangan,
- sebagai Mixer,
- sebagai Osilator
- sebagai Switch (Pemutus dan Penyambung Sirkuit)
Struktur Dasar Transistor:
Pada dasarnya, Transistor adalah Komponen Elektronika yang terdiri dari 3 Lapisan Semikonduktor dan memiliki 3 Terminal (kaki) yaitu Terminal Emitor yang disingkat dengan huruf “E”, Terminal Base (Basis) yang disingkat dengan huruf “B” serta Terminal Collector/Kolektor yang disingkat dengan huruf “C”. Berdasarkan strukturnya, Transistor sebenarnya merupakan gabungan dari sambungan 2 dioda. Dari gabungan tersebut , Transistor kemudian dibagi menjadi 2 tipe yaitu Transistor tipe NPN dan Transistor tipe PNP yang disebut juga dengan Transistor Bipolar. Dikatakan Bipolar karena memiliki 2 polaritas dalam membawa arus listrik.
NPN merupakan singkatan dari Negatif-Positif-Negatif sedangkan PNP adalah singkatan dari Positif-Negatif-Positif.
Berikut ini adalah gambar tipe Transistor berdasarkan Lapisan Semikonduktor yang membentuknya beserta simbol Transistor NPN dan PNP.
Cara Mengukur Transistor NPN dengan Multimeter Digital
- Atur Posisi Saklar pada Posisi Dioda
- Hubungkan Probe Merah pada Terminal Basis (B) dan Probe Hitam pada Terminal Emitor (E), Jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik
- Pindahkan Probe Hitam pada Terminal Kolektor (C), jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
Catatan :
Jika Tata letak Probe dibalikan dari cara yang disebutkan diatas, maka Display Multimeter Digital harus tidak akan menunjukan Nilai Voltage atau “Open”.
Jenis jenis konfigurasi transistor yang digunakan dalam rangkaian simulasi garasi otomatis ini antara lain:
1. Fixed Bias
Fixed bias yaitu, arus bias IB didapat dari VCC yang dihubungkan ke kaki B melewati tahanan R seperti gambar dibawah:
D. OP-AMP 741
- Jika tegangan input (Vin) lebih besar dari Vref, output dari op-amp akan tinggi (biasanya mendekati tegangan suplai positif).
- Jika Vin lebih kecil dari Vref, output akan rendah (biasanya mendekati tegangan suplai negatif atau ground).
- Vout = Vsupply + 1 atau 2, jika Vin>Vref
- Vout = Vsupply − 1 atau 2, jika Vin<Vref
- Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
- Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
- Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.
- Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).
Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable).
- Tegangan dinamo : meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan
- Arus medan : menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
- Arus listrik dalam medan magnet akan menimbulkan gaya.
- Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop yaitu pada sudut kanan medan magnet akan mendapat gaya pada arah yang berlawanan.
- Pasangan gaya menghasilkan torsi untuk memutar kumparan.
- Motor- motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putar yang lebih seragam dari medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan



Kepekaan sensor ini sangat tinggi karena perubahan intensitas cahaya yang terjadi sangat kecil, sehingga dilengkapi dengan rangkaian op-amp untuk memperkuat sinyal sebelum diteruskan ke mikrokontroler. Sensor biasanya ditempatkan di ujung jari, di telinga, atau di pergelangan tangan, di mana pembuluh darah lebih dekat ke permukaan kulit.
Selain mendeteksi denyut jantung, sensor jenis tertentu (seperti MAX30100/30102) juga dapat mengukur kadar oksigen dalam darah (SpO₂) dengan menambahkan LED merah selain LED infra merah, karena rasio penyerapan dua panjang gelombang ini dapat digunakan untuk memperkirakan saturasi oksigen.
Sensor ini menghasilkan sinyal denyut berupa pulsa tegangan periodik, yang kemudian diproses oleh rangkaian pengolah sinyal atau mikrokontroler untuk menghitung jumlah denyut per menit (bpm) atau menampilkan grafik gelombang detak jantung.

Sensor ini bekerja berdasarkan getaran mekanis yang menyebabkan gerakan konduktor di dalam tabung sensor tertutup, yang menghasilkan perubahan kontak listrik internal. Sensor memiliki sebuah tabung logam kecil berisi pegas (spring) dengan sebuah kawat konduktor di tengahnya. Ketika sensor diam, pegas tetap pada posisi awal sehingga kontak tidak tersambung. Namun saat terjadi getaran atau guncangan, pegas berayun dan menyentuh konduktor di dalam tabung, sehingga terjadi sambungan singkat yang menghasilkan sinyal listrik.
Semakin kuat atau sering getaran yang mengenai sensor, semakin sering pula pegas membuat kontak dengan konduktor. Sinyal keluaran sensor ini biasanya berupa level digital (HIGH/LOW) yang menunjukkan apakah getaran melebihi ambang tertentu. Untuk aplikasi yang lebih presisi, modul sensor ini biasanya dilengkapi dengan potensiometer yang memungkinkan kita menyetel tingkat sensitivitas getaran yang ingin dideteksi.
Sensor ini sering digunakan dalam sistem keamanan, alarm getaran, sistem anti-pencurian pada jendela atau pintu, pengawasan mesin industri untuk mendeteksi ketidaknormalan getaran, serta sistem monitoring lingkungan.
Modul sensor biasanya sudah dilengkapi dengan indikator LED, sehingga saat getaran terdeteksi LED menyala dan output pin berubah. Sensor ini sangat mudah digunakan karena langsung menghasilkan sinyal digital yang bisa dibaca oleh mikrokontroler atau rangkaian logika lainnya.

Dalam penggunaannya, sensor ini dipasang pada permukaan yang ingin diawasi, misalnya casing mesin, dinding, jendela, atau pintu. Setiap getaran atau benturan mekanis pada permukaan tersebut akan diteruskan ke tabung sensor dan menyebabkan pegas di dalamnya bergerak, sehingga sinyal listrik di output berubah.
Sensor ini bekerja berdasarkan perubahan intensitas cahaya lingkungan yang mengenai permukaan sensor, yang menyebabkan perubahan resistansi internal sensor. Sensor ini memiliki elemen semikonduktor fotosensitif yang nilai resistansinya berubah secara proporsional terhadap intensitas cahaya yang diterima. Ketika cahaya yang mengenai sensor semakin terang, resistansinya menurun, dan ketika cahaya redup atau gelap, resistansinya meningkat. Perubahan resistansi ini diubah menjadi sinyal tegangan listrik yang bisa diukur melalui pin output sensor.
Sensor APDS-9002 memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap spektrum cahaya tampak dengan respons yang menyerupai respons mata manusia terhadap cahaya, sehingga sensor ini ideal untuk aplikasi pengukuran pencahayaan ambient. Sensor ini bekerja seperti LDR (Light Dependent Resistor) namun dengan kinerja lebih stabil, lebih cepat merespons perubahan cahaya, dan memiliki dimensi yang lebih kecil sehingga lebih praktis untuk perangkat modern.
Output sensor ini bersifat analog, yaitu berupa tegangan yang berubah-ubah sesuai intensitas cahaya. Tegangan output bisa langsung dibaca oleh pin ADC (analog-to-digital converter) pada mikrokontroler untuk kemudian dikonversi menjadi nilai lux (intensitas cahaya) dengan rumus tertentu. Sensor ini sering digunakan dalam aplikasi seperti kontrol otomatis lampu jalan, layar ponsel yang menyesuaikan kecerahan dengan cahaya sekitar, sistem hemat energi, kamera digital, serta sistem pengukuran cuaca.
Selain ringan dan kecil, sensor ini memiliki konsumsi daya yang rendah sehingga cocok digunakan untuk sistem berbasis baterai.
- Resistor: Bagian utama dari potensiometer adalah resistor yang berbentuk linear atau melingkar.
- Kontak Geser (Wiper): Sebuah kontak geser yang dapat bergerak sepanjang resistor. Kontak ini mengubah posisi untuk menghasilkan berbagai nilai resistansi.
- Tiga Terminal:
- Terminal ketiga terhubung ke kontak geser (wiper).
Potensiometer bekerja dengan cara mengubah posisi wiper pada resistor untuk mengatur nilai resistansi antara terminal wiper dan kedua terminal lainnya. Berikut adalah dua konfigurasi utama:
Sebagai Pembagi Tegangan: Potensiometer dapat digunakan sebagai pembagi tegangan dengan menghubungkan dua ujung resistor ke sumber tegangan. Tegangan output diambil dari wiper dan salah satu ujung resistor. Dengan menggeser wiper, tegangan output dapat diatur.
Sebagai Variabel Resistor: Dalam konfigurasi ini, salah satu ujung resistor dan wiper dihubungkan dalam rangkaian, sementara ujung resistor yang lain tidak digunakan. Nilai resistansi dapat diubah dengan menggeser wiper.
- Linear: Mengubah resistansi secara linear seiring dengan pergerakan wiper.
- Logaritmik: Mengubah resistansi dalam skala logaritmik, sering digunakan dalam pengaturan volume audio karena lebih sesuai dengan respons pendengaran manusia.
5. Percobaan [kembali]
1. Prosedur
- Langkah langkah percobaan
- Siapkan alat dan bahan ( sensor, resistor, transistor, op-amp, relay, power supply, logicstate, led, baterai, voltmeter)
- letakkan alat dan bahan sesuai keinginan
- Sambung alat dan bahan
- Jalankan rangkaian
- Prinsip Kerja
- JARAK SENSOR
Pada kondisi awal ketika jarak lebih dari 20 cm, tepatnya 21 cm, tegangan Vout sensor terukur sebesar 1,27 volt yang menjadi Vin bagi rangkaian ini. Tegangan Vin ini masuk ke kaki non-inverting op-amp, sedangkan kaki inverting op-amp terhubung ke potensiometer RV2 dengan nilai maksimal 1 kilo ohm yang digunakan untuk menghasilkan tegangan referensi (Vref). Potensiometer RV2 ini sendiri terhubung antara input 5 volt dan ground sehingga pada pengukuran menghasilkan Vref sebesar 1,30 volt. Karena pada kondisi ini Vin lebih kecil dari Vref, maka output op-amp berada pada kondisi minus V saturasi. Hal ini terjadi karena penguatan open-loop op-amp (Aol) sangat besar, sehingga perbedaan kecil antara Vin dan Vref cukup untuk membawa output op-amp ke kondisi jenuh. Dengan output yang berada pada minus saturasi, tegangan basis transistor menjadi nol, sehingga tidak ada arus basis yang mengalir, menyebabkan transistor berada pada kondisi off. Karena transistor off, tidak ada arus VCC yang masuk ke relay dan menyebabkan relay tetap off sehingga jalur arus tetap terhubung ke LED hijau. Resistor yang terpasang pada LED berfungsi untuk membatasi arus agar LED tidak putus akibat arus berlebih.
Ketika jarak diturunkan menjadi 19 cm, tegangan Vin naik menjadi 1,31 volt dan masuk ke kaki non-inverting op-amp. Karena Vin pada kondisi ini lebih besar daripada Vref, maka output op-amp berubah menjadi plus V saturasi. Tegangan output ini kemudian masuk ke basis transistor melalui resistor R17 sebesar 10 kilo ohm. Arus basis yang cukup menyebabkan transistor menjadi on, karena tegangan Vbe terukur sebesar 0,83 volt, lebih besar dari tegangan minimum 0,7 volt yang merupakan karakteristik transistor BC547 untuk dapat menyala. Dalam kondisi ini transistor bekerja pada konfigurasi self-bias, di mana setiap kakinya dihubungkan melalui resistor untuk menjaga kestabilan arus.
Dengan transistor yang on, arus VCC sebesar 12 volt mengalir melewati resistor kolektor sebesar 100 ohm, kemudian melalui diode untuk proteksi, dan akhirnya menuju kumparan relay. Tegangan dan arus pada koil relay membentuk medan magnet yang cukup untuk menggerakkan switch relay dari posisi kanan ke posisi kiri sehingga rangkaian menjadi aktif dan terjadi looping arus di dalamnya. Tegangan pada kumparan relay terukur sebesar 6,05 volt, yang cukup untuk mengaktifkan relay karena nilai minimum kerja relay hanya sekitar 5 volt. Dengan relay yang aktif, LED merah menyala sebagai penanda bahwa jarak mobil sudah mendekati 19 cm. Resistor yang terpasang pada LED merah berfungsi untuk membatasi arus agar tidak melebihi kapasitas LED. Arus dari relay kemudian melanjutkan perjalanannya melalui kaki kolektor transistor, keluar melalui kaki emitter, melewati resistor emitter sebesar 100 ohm, dan akhirnya dinetralkan ke ground.
Pada kondisi awal, ketika detak jantung pemilik belum terdeteksi, tegangan output sensor lebih kecil dibandingkan dengan tegangan referensi (Vref) pada op-amp. Sinyal output sensor ini masuk ke kaki non-inverting (+) op-amp, sementara Vref diatur melalui potensiometer RV3 dengan nilai maksimum 1kΩ yang dihubungkan antara +5V dan ground. Karena tegangan input dari sensor lebih kecil daripada Vref, maka sesuai karakteristik op-amp non-inverting, output op-amp berada pada kondisi saturasi negatif (-Vsat). Output negatif dari op-amp ini menyebabkan transistor Q10 (2N2222A) berada dalam kondisi OFF karena tegangan basis-emitter-nya tidak mencapai ambang minimum 0,7V. Dengan transistor OFF, tidak ada arus dari VCC yang mengalir ke relay, sehingga relay tetap pada posisi awal (tidak aktif) dan LED biru menyala sebagai tanda bahwa pintu garasi masih tertutup.
Ketika pemilik berada di area sensor dan detak jantungnya terdeteksi, tegangan output sensor meningkat sehingga lebih besar dari Vref. Tegangan yang lebih besar ini masuk ke kaki non-inverting op-amp, mengubah kondisi output op-amp menjadi saturasi positif (+Vsat). Output positif dari op-amp ini kemudian masuk ke basis transistor Q10 melalui resistor basis, membuat tegangan basis-emitter Q10 naik lebih dari 0,7V. Dengan demikian, transistor Q10 berubah menjadi ON dan kolektor-emitter Q10 konduksi.
Arus VCC sebesar 12V kemudian mengalir melalui kolektor transistor, melewati resistor kolektor dan diode D9 sebagai proteksi, lalu mengaktifkan kumparan relay RL10. Ketika relay aktif, kontak saklar relay berpindah posisi sehingga arus mengalir ke motor penggerak pintu garasi. Bersamaan dengan itu, LED merah menyala sebagai indikator bahwa pintu garasi terbuka karena detak jantung pemilik berhasil terdeteksi. Motor pintu bergerak membuka pintu garasi, sementara resistor pada LED tetap bekerja untuk mencegah arus berlebih yang bisa merusak LED.sensor sound yang terletak di pojok dekat pintu garasi dan berfungsi untuk mendeteksi suara sebagai salah satu cara membuka pintu garasi. Sensor ini memiliki empat pin, yaitu VCC yang terhubung ke sumber tegangan 5V, GND yang terhubung ke ground, OUT yang terhubung ke rangkaian, serta TESTPIN yang terhubung ke gerbang logika. Ketika gerbang logika bernilai satu pada sensor sound, artinya sensor mendeteksi suara dan memicu mekanisme pembukaan pintu garasi. Pada saat suara terdeteksi, sensor mengeluarkan output sebesar 5V yang kemudian masuk ke kaki non-inverting op-amp. Karena op-amp dikonfigurasi sebagai non-inverting amplifier, maka tegangan output op-amp diperoleh dari perbandingan resistor feedback terhadap resistor input, sesuai rumus
. Dari hasil pengukuran, output op-amp mencapai sekitar 10V.
Tegangan output op-amp ini selanjutnya melewati resistor R1 sebesar 10kΩ lalu masuk ke kaki basis transistor BC547. Arus kemudian keluar melalui kaki emitter dan dinetralkan ke ground. Karena transistor BC547 memerlukan tegangan basis-emitter (Vbe) minimal 0,7V untuk aktif, dan pada pengukuran Vbe mencapai 0,86V, maka transistor berada dalam kondisi on. Ketika transistor aktif, arus VCC sebesar 12V mulai mengalir ke rangkaian output. Dalam konfigurasi fixed-bias yang digunakan, arus VCC ini terbagi ke dua jalur: satu jalur melalui resistor bias R9 sebesar 100kΩ menuju basis transistor dan kemudian ke emitter yang berakhir di ground, sementara jalur lainnya melalui resistor kolektor R6 sebesar 100Ω.
Arus yang melewati R6 kemudian masuk ke relay. Karena ada arus yang masuk ke koil relay, medan magnet terbentuk pada induktor relay sehingga relay menjadi on. Tegangan terukur pada koil relay sebesar 7,73V, yang sudah lebih dari cukup untuk mengaktifkan relay karena syarat minimumnya hanya sekitar 5V. Dengan relay aktif, switch berpindah posisi sehingga terjadi looping arus pada rangkaian motor. Karena sistem ini bekerja secara seri dengan rangkaian lain, maka diperlukan dua output dari kedua rangkaian (misalnya dari sensor sound dan sensor heart rate) untuk benar-benar menggerakkan motor pembuka pintu.
Ketika kedua input aktif, motor mulai bergerak untuk membuka pintu garasi. LED merah pada rangkaian menyala sebagai indikator bahwa sensor sound mendeteksi suara dan sistem bekerja. Resistor yang terhubung ke LED berfungsi untuk membatasi arus agar LED tidak putus akibat kelebihan arus. Setelah relay, arus keluar menuju basis transistor berikutnya, lalu melalui emitter dan akhirnya dinetralkan ke ground.
Karena konfigurasi op-amp yang digunakan adalah voltage follower, maka tegangan output op-amp sama dengan tegangan input, yaitu 5V. Tegangan 5V ini kemudian masuk ke resistor R24 sebesar 10kΩ dan dilanjutkan ke kaki basis transistor. Arus kemudian mengalir keluar melalui kaki emitter transistor, melewati resistor R8 sebesar 100Ω, lalu akhirnya dinetralkan ke ground. Konfigurasi transistor yang digunakan di sini adalah voltage divider bias, yang prinsip kerjanya membagi tegangan untuk menjaga kestabilan basis transistor. Dari pengukuran didapatkan tegangan basis-emitter (Vbe) sebesar 0,78V, yang lebih besar dari ambang minimum 0,7V, sehingga transistor aktif.
Setelah transistor aktif, output sebesar 12V masuk ke dua jalur resistor. Jalur pertama menuju resistor R11, lalu dilanjutkan ke resistor R2 atau R14 sebesar 10kΩ, kemudian dinetralkan ke ground. Jalur kedua menuju resistor bias R30 sebesar 100Ω, lalu arus dan tegangan mengalir ke koil relay. Karena arus mengalir pada koil relay, terbentuk medan magnet yang menyebabkan fluks berpindah dari kiri ke kanan sehingga switch relay aktif. Tegangan terukur pada relay sebesar 6,03V, cukup untuk mengaktifkan relay karena syarat minimumnya hanya 5V.
Dengan switch relay on, terbentuklah looping arus pada rangkaian lampu garasi. Karena rangkaian ini bekerja paralel dengan rangkaian lain, maka hanya dibutuhkan satu output sebagai input untuk menghidupkan motor, LED biru, dan lampu garasi. LED biru menyala sebagai indikator aktifnya rangkaian, sementara resistor pada LED berfungsi untuk mencegah lampu putus akibat kelebihan arus. Arus kemudian mengalir melalui kaki kolektor transistor, keluar melalui kaki emitter, melewati resistor, dan akhirnya kembali ke ground untuk dinetralkan.Sensor vibration terletak di dekat pintu bagian dalam garasi dan berfungsi untuk mendeteksi adanya orang di dalam garasi, kemudian mengaktifkan lampu garasi. Sensor ini memiliki empat pin, yaitu VCC yang terhubung ke sumber tegangan 5V, GND yang terhubung ke ground, test pin yang dihubungkan ke gerbang logika, serta output yang terhubung ke rangkaian. Ketika sensor ini terpicu karena mendeteksi keberadaan orang di dalam garasi, maka pin output bernilai satu dan menghasilkan tegangan sebesar 5V. Tegangan ini kemudian masuk ke resistor R23 sebesar 10kΩ, lalu diteruskan ke kaki non-inverting pada op-amp. Karena rangkaian op-amp yang digunakan adalah differential amplifier, maka tegangan output op-amp merupakan selisih antara tegangan non-inverting dan inverting, yaitu .
Untuk tegangan pada non-inverting, perhitungan dilakukan dengan rumus , menghasilkan tegangan 5V. Sementara tegangan pada inverting dihitung dengan rumus , hasilnya 2V. Dengan demikian, selisih kedua tegangan ini adalah 3V sesuai pengukuran. Tegangan 3V ini kemudian masuk ke resistor R22 sebesar 10kΩ, lalu mengalir ke basis transistor BC547. Arus keluar melalui kaki emitter transistor, melewati resistor R28 sebesar 100Ω, kemudian dinetralkan ke ground. Karena tegangan basis-emitter pada transistor terukur sebesar 0,77V, lebih besar dari ambang minimum 0,7V, maka transistor berada dalam kondisi on.
Ketika transistor aktif, input sebesar 12V masuk ke rangkaian. Rangkaian bias yang digunakan adalah emitter stabilized bias, yaitu konfigurasi fixed bias dengan tambahan resistor pada emitter untuk meningkatkan kestabilan. Tegangan 12V ini terbagi ke dua percabangan. Jalur pertama mengalir melalui resistor R13 sebesar 10kΩ, masuk ke basis transistor, keluar melalui emitter, lalu melewati resistor R28 sebesar 100Ω dan akhirnya ke ground. Jalur kedua mengalir ke resistor R27 sebagai resistor kolektor, kemudian melewati diode yang berfungsi menahan arus balik, dan akhirnya masuk ke koil relay.
Pada kondisi awal ketika atap belum mencapai ujung (magnet belum terdeteksi), reed switch masih terbuka sehingga output tetap rendah atau sekitar 0V. Tegangan Vout ini masuk ke kaki non-inverting op-amp U6, sedangkan kaki inverting op-amp terhubung ke RIN3 dengan nilai 10kΩ. Tegangan referensi (Vref) pada kaki inverting terukur sebesar 5V. Karena Vinput lebih kecil daripada Vref (Vout reed = 0V, Vref = 5V), maka output op-amp berada pada kondisi saturasi negatif (-Vsat). Output negatif op-amp ini membuat transistor Q8 (BC547) tetap dalam keadaan OFF karena tegangan basis-emitter (VBE) tidak mencapai ambang 0,7V. Dengan transistor OFF, arus VCC tidak dapat mengalir ke relay RL6 sehingga relay tetap nonaktif dan motor terus bekerja membuka atap.
Ketika atap bergerak sampai ujung rel, magnet mendekati reed switch sehingga kontak reed switch menutup. Kontak tertutup ini membuat tegangan output reed switch menjadi +5V. Tegangan 5V ini masuk ke kaki non-inverting op-amp, sehingga sekarang Vinput sama dengan Vref (keduanya 5V). Hal ini menyebabkan output op-amp berpindah ke kondisi saturasi positif (+Vsat). Output positif op-amp kemudian masuk ke basis transistor Q8 melalui resistor basis, membuat tegangan VBE transistor lebih dari 0,7V dan transistor menjadi ON.
Ketika transistor ON, arus dari VCC mengalir melalui kolektor-emitter Q8 ke kumparan relay RL6, melewati diode D4 yang berfungsi sebagai proteksi arus balik. Dengan relay aktif, kontaknya berpindah posisi sehingga motor berhenti berputar. Sebagai indikator tambahan, LED (jika terpasang) menyala ketika relay aktif, menunjukkan bahwa atap sudah mencapai ujung. Resistor pada LED tetap berfungsi untuk melindungi LED dari arus berlebih.
7. LIGHT SENSOR APDS-9002
Sensor cahaya APDS-9002 ini terletak di atas garasi, pada posisi yang langsung terkena sinar luar. Fungsinya adalah membaca intensitas cahaya lingkungan sebagai penentu apakah atap kaca garasi perlu dibuka atau ditutup. Sensor ini memiliki tiga pin, yaitu VCC yang terhubung ke sumber tegangan 5V, GND yang terhubung ke ground, serta Vout yang terhubung ke rangkaian op-amp U1.
Pada kondisi cahaya rendah, seperti saat malam hari atau cuaca mendung, tegangan output sensor relatif kecil. Dari hasil pengukuran, Vout sensor terbaca sebesar 4,40V yang kemudian menjadi Vin di kaki non-inverting (+) op-amp U1 (LM741). Sementara itu, kaki inverting (-) op-amp diatur melalui potensiometer RV1 dengan nilai 10kΩ untuk menghasilkan tegangan referensi (Vref) sebesar 4,45V. Karena Vin lebih kecil dari Vref, maka sesuai karakteristik op-amp non-inverting, output op-amp berada pada kondisi saturasi negatif (-Vsat). Output negatif dari op-amp ini kemudian masuk ke basis transistor Q6 (BC547), namun tidak cukup untuk menaikkan tegangan basis-emitter (VBE) hingga lebih dari 0,7V. Akibatnya, transistor tetap OFF sehingga arus dari VCC tidak mengalir ke relay RL6. Dalam kondisi ini relay tetap OFF dan motor atap terus bekerja untuk menutup atap kaca.
Ketika cahaya lingkungan cukup terang, seperti pada siang hari, intensitas cahaya yang diterima sensor meningkat sehingga Vout sensor juga naik, melebihi Vref, misalnya lebih dari 4,45V. Tegangan ini masuk ke kaki non-inverting op-amp sehingga Vin > Vref. Akibatnya, output op-amp berpindah ke kondisi saturasi positif (+Vsat). Output positif ini kemudian masuk ke basis transistor Q6 melalui resistor basis, membuat tegangan VBE lebih besar dari 0,7V dan transistor berada dalam kondisi ON.
Saat transistor ON, arus VCC mengalir melalui kolektor-emitter Q6, melewati diode D10 sebagai proteksi arus balik, kemudian mengaktifkan kumparan relay RL6. Dengan relay aktif, motor berhenti berputar atau beralih arah untuk membuka atap kaca karena cahaya luar sudah cukup terang. Dalam sistem ini, sensor cahaya juga bekerja bersama dengan sensor magnetic reed switch untuk memastikan motor benar-benar berhenti saat atap telah mencapai ujung rel. Resistor pada basis dan kolektor transistor tetap berfungsi untuk membatasi arus agar komponen tidak rusak akibat arus berlebih.
6. Download File [kembali]
- Download Rangkaian : Klik disini
- Download Datasheet Resistor 10k : Klik disini..
- Download Datasheet Transistor BC547 : Klik disini..
- Download Datasheet Op Amp 741 : Klik disini..
- Download Datasheet Dioda 1N4007 : Klik disini..
- Download Datasheet Motor DC : Klik disini..
- Download Datasheet Relay : Klik disini..
- Download Datasheet LED : Klik disini..
- Download Datasheet Lampu : Klik disini..
- Download Datasheet Baterai : Klik disini..
- Download Datasheet Potensiometer : Klik disini..
- Download Datasheet Heart Rate Sensor : Klik disini
- Download Datasheet Sound Detector Sensor : Klik disini..
- Download Datasheet Vibration Sensor : Klik disini
- Download Datasheet Magnetic Reed Switch Sensor : Klik disini..
- Download Datasheet Light sensor APDS-9002 : Klik disini
- Download Datasheet Sensor Jarak GP2D120 : Klik disini..
- Download Library Heart Rate Sensor : Klik disini
- Download Library Sound Detector Sensor : Klik disini..
- Download Library : Vibration Sensor : Klik disini
- Download Library Magnetic Reed Switch Sensor : Klik disini..
- Download Library : Light Sensor APDS 9002 : Klik disini
- Download Video Heart Rate Sensor : Klik disini
- Download Video Sound Detector Sensor : Klik disini
- Download Video Magnetic Reed Switch 1 Sensor : Klik disini
- Download Video Magnetic Reed Switch 2 Sensor : Klik disini
- Download Video Vibration Sensor : Klik disini
- Download Video Sensor Jarak Analog Part 1: Klik disini
- Download Video Sensor Jarak Analog Part 2: Klik disini
- Download Video Light sensor APDS-9002 : Klik disini
Komentar
Posting Komentar